Skoliosis
adalah kelainan lengkung lateral struktural yang menetap, yang berhubungan
dengan rotasi dari tulang belakang. Tingkat keparahan dari lekukan tersebut
dievaluasi dengam radiografi tulang belakang saat berdiri menggunakan sudut
Cobb. Skoliosis bisa merupakan kelainan bawaan atau yang diperoleh sebagai
akibat dari penyakit neuromuskular, tumor ataupun cedera. Skoliosis bawaan ,
dapat dilihat di segala usia, merupakan akibat dari kegagalan segmentasi
vertebra (disebut bar) atau kegagalan pembentukan (disebut hemivertebra). Skoliosis kongenital sering menjadi
bagian dari sebuah gangguan kondisi umum, seperti sindrom Goldenhar atau spina
bifida, dan mungkin berhubungan dengan kelainan dengan ginjal, jantung, sistem
pernapasan, atau sistem saraf. Indikasi untuk operasi adalah progresifitas yang
jelas pada usia berapa pun. Skoliosis yang sering ditemukan kebanyakan adalah
bersifat idiopatik. Skoliosis Onset infantil idiopatik (skoliosis sebelum usia
8 tahun) memiliki prognosis paling buruk dan jika dibiarkan tanpa terapi,
kemungkinan akan mengakibatkan kegagalan kardiopulmoner diusia paruh baya.
(Entwistle dan Patel 2006, Soundararajan
and Cunliffe 2007).
Seorang ahli anestesi harus memahami
potensi gangguan fisiologis yang
menyertai skoliosis. Rencana anestesi harus meliputi proses induksi yang aman
dan pengaturan posisi pasien, dan manajemen cairan dan penggantian darah, dan
pemeriksaan fungsi neurologis intraoperatif dan penilaian pasca operasi.
Persiapan psikologis dari pasien juga
harus diperhatikan. Tinjauan pustaka ini
bertujuan untuk menjelaskan patofisiologi skoliosis, indikasi untuk operasi,
dan menyoroti hal-hal yang berkaitan khusus dengan anestesi pada pembedahan
untuk koreksi skoliosis.