Hipertermi maligna merupakan nama
yang diberikan berdasarkan beberapa reaksi yang terjadi pada saat dilakukannya
anestesi umum pada tahun 1960. Monitoring saat berlangsungnya anestesia umum
pada saat itu hanya berdasarkan pengawasan gejala klinis dan tanda tanda fisik
tanpa disertai peralatan yang memadai. Gejala klinis utama yang terjadi yaitu
adanya peningkatan suhu tubuh yang nyata yang berakibat kematian (Hopkins,
2000). Merupakan sindrom klinik yang jarang terjadi tetapi merupakan salah satu
penyebab terjadinya kematian dikamar operasi biasanya diakibatkan penggunaan
agen anestesi suksinilkoline, sevofluran, desfluran, isofluran, dan halotan.
Diketahui sevofluran merupakan agen inhalasi paling kecil dalam memicu kejadian
hipertermi maligna (Shu chia hsu, 2007).
Laporan kejadian hipertermia maligna dari berkisar 1 dalam 5000 anastesi
menjadi 1 dalam 50000-150000 anastesi. (Rosenberg et al ,2007)
Hipertermia maligna dapat terjadi pada individu yang mendapatkan paparan
pertama kali terhadap agen anestesi inhalasi. Kejadian hipertermi maligna
biasanya lebih sering pada laki laki daripada wanita (2 : 1) . Semua Ras dapat
terkena, dan insiden tertinggi terjadi pada individu usia muda dengan rata-rata
usia 18.3 tahun. Telah diketahui , bahwa anak anak dibawah usia dibawah 15
tahun didapatkan terjadinya kemungkinan hipertermi maligna sebesar 52.1 %. Usia
termuda yang pernah dilaporkan dan telah dikonfirmasi dengan uji lab adalah
terjadi pada usia 6 bulan dan yang tertua terjadi pada usia 78 tahun (Rosenberg et al, 2007). Di china dilaporkan
terjadi kejadian Hipertermi maligna pada anak usia 3 tahun 9 bulan dengan tanpa
riwayat penyakit keluarga sebelumnya yang dikarenakan pemberian suksinil kolin
dan sevofluran (shu chia hsu, 2007). Di amerika serikat dilaporkan 1-2 pasien
meninggal setiap tahunya karena hipertermi maligna (Anne, 2008).
Mengingat hipertermia maligna sangat langka dan mematikan, penting bagi
semua pemberi layanan kesehatan untuk melatih kemampuan dalam pengaturan
perioperatif untuk mengindentifikasi dan
memberikan terapi penyelamatan jiwa yang tepat waktu untuk gangguan itu
(Stratman et al, 2009)
Kurang lebih 30 tahun yang lalu,mortalitas dapat
mencapai 80 %, saat ini dengan diagnosis dini dan pengobatan simptomatik,
sampai dengan ditemukannya dantrolene sebagai terapi pada tahun 1979, dapat menurunkan angka kematian angka
kematian turun sampai dengan 5% (Denborough, 1998). Hipertermi maligna tidak
hanya terjadi pada manusia, namun dapat terjadi juga pada babi, kuda, anjing dan hewan lainya. (Britt BA,
1985)click here for full text