Kehamilan dan melahirkan menimbulkan risiko kesehatan
yang besar, termasuk bagi perempuan yang tidak mempunyai masalah kesehatan
sebelumnya. Kira-kira 40% ibu hamil
mengalami masalah kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan, dan 15%
dari semua ibu hamil menderita
komplikasi jangka panjang atau yang mengancam jiwa.
Jika kita berbicara tentang persalinan sudah pasti berhubungan dengan
perdarahan, karena semua persalinan baik pervaginam ataupun perabdominal
(sectio cesarea ) selalu disertai perdarahan.
Kematian maternal adalah kematian
seorang wanita waktu hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan
oleh sebab apapun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan
untuk mengakhiri kehamilan. Sebab-sebab kematian ini dapat dibagi dalam 2
golongan, yakni yang langsung disebabkan oleh komplikasi-komplikasi kehamilan,
persalinan dan nifas, dan sebab-sebab lain seperti penyakit jantung, kanker,
dan lain sebagainya.
Menurut
Kementerian Kesehatan RI tahun 2010, tiga faktor utama kematian ibu melahirkan
adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%).Di Indonesia
diperkirakan ada 14 juta kasus perdarahan dalam kehamilan. Setiap tahunnya
paling sedikit 128.000 perempuan mengalami perdarahan sampai meninggal.
Perdarahan pasca persalinan terutama perdarahan postpartum primer merupakan
perdarahan yang paling banyak menyebabkan kematian ibu. Perdarahan postpartum
primer yaitu perdarahan pasca persalinan yang terjadi dalam 24 jam pertama
kelahiran. Walaupun setiap tahun perdarahan postpartum primer mengalami
penurunan namun perdarahan postpartum primer merupakan faktor utama penyebab
kematian ibu yang harus dicegah. Pencegahan perdarahan postpartum primertersebut
dapat dilakukan dengan mengetahui faktor risiko yang memengaruhinya.
Dalam tulisan ini selanjutnya akan dibahas tentang
perdarahan post partum pasca persalinanperabdominal penyebab dan serta
penanganannya, transfusi darah masif,dan dimuat laporan kasus sebagai
ilustrasinya.click here for full text